Menu
FORM PERSYARATAN BEKERJASAMA DENGAN BPJS SEBAGAI DOKTER KELUARGA/ FASILITAS PELAYANAN TINGKAT PERTAMA
( Download )
|
|
Berat Ideal Anda?
Berapa berat tubuh ideal anda? _____________________________
_____________________________
Keterangan BMI Calculator :
> 25 = Obesitas (Berbahaya) 23 - 24.9 = Kegemukan 18.5 - 22.9 = Normal < 18.5 = Kurus Angka Body Mass index berdasar standar Jepang
Ayo Share ke teman - teman kamu |
|
|
|
Sejarah
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Tahun
1926
Perkumpulan
Vereniging van Indische Artsen berubah namanya menjadi Vereniging Van
Indonesische Genesjkundigen (VGI). Menurut Prof. Bahder Djohan (Sekretaris VIG
selama 11 tahun 1928-1938), perubahan nama ini berdasarkan landasan politik
yang menjelma dari timbulnya rasa nasionalisme (dimana dokter pribumi dianggap
sebagai dokter kelas dua), sehingga membuat kata “indische” menjadi
Indonesische” dalam VIG. Dengan demikian, profesi dokter telah menimbulkan rasa
kesatuan atau paling tidak meletakkan sendi-sendi persatuan. Bahder Djohan
mengatakan pula, “tujuan VIG ialah menyuarakan pendapat dokter, dimana pada
masa itu persoalan yang pokok ialah mempersamakan kedudukan antara dokter
pribumi dengan dokter Belanda dari segi kualitasnya”.
Tahun
1940
VIG mengadakan
kongres di Solo. Kongres tersebut menugaskan Prof. Bahder Djohan untuk membina,
dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Saat itu telah berkumpul
3000 istilah baru dalam dunia kedokteran. Usaha VIG lainnya adalah peningkatan
gaji (upah) dokter ‘melayu’ agar mempunyai derajat yang sama dengan dokter
Belanda, yang berhasil mencapai 70% dari jumlah semula (50%). Selain itu,
pemberian kesempatan dan pendidikan bagi dokter ‘Melayu’ menjadi asisten dengan
prioritas pertama.
Tahun
1943
Dalam masa
pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.
Lahirnya Ikatan
Dokter Indonesia (IDI)
30 Juli
1950
PB Perthabin
(Persatuan Thabib Indonesia) yang diketuai Dr. Abdoelrasjid dan DP-PDI
(Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat.; Atas usul Dr. Seno
Sastromidjojo dibentuklah panitia penyelenggara Muktamar Dokter Warganegara
Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Panitia ini bertugas
menyelenggarakan ‘Muktamar Dokter Warganegara Indonesia’. Kegiatan ini bertujuan
untuk ‘mendirikan suatu perkumpulan dokter warganegara Indonesia yang
baru, dan merupakan wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam
maupun keluar negeri’.
22-25
September 1950
Muktamar pertama
Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian menjadi
gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. (sekarang telah digusur) Sebanyak 181
dokter WNI (62 diantaranya datang dari luar Jakarta) menghadiri Muktamar
tersebut. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo (sekarang Prof.)
terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.
24
Oktober 1950
Dr. Soeharto
(pantia Dewan Pimpinan Pusat IDI waktu itu), atas nama sendiri, dan atas nama
pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr.
Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga menghadap notaries R.
Kadiman untuk memperoleh dasar hokum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama
‘Ikatan Dokter Indonesia’, yang dalam Anggaran Dasarnya pada tahun 1952
berkedudukan “sedapat-dapatnya di Ibukota Negara Indonesia” dan didirikan untuk
waktu yang tidak ditentukan”.
Kata ‘Ikatan”
yang terdapat dalam nama perkumpulan ini merupakan usul yang dikemukakan Dr. R.
Soeharto. Dalam periode pengurusan IDI ini, Dr. Tan Eng Tie (bendahara IDI enam
kali berturut-turut) ditugaskan membeli gedung IDI (sekarang) di Jalan Sam
Ratulangie, Jakarta dari seorang warga Negara Belanda seharga Rp 300.000. Sejak
itulah, pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melayarkan bahtera
organisasinya ditempat tersebut.
Tahun
1951
IDI pertama kali
menerbitkan Majalah Kedokteran Indonesia (MKI) yang kemudian ditetapkan sebagai
majalah ilmiah resmi IDI.
Tahun
1953
- IDI diterima menjadi anggota World Medical
Association (WMA) yang menghimpun semua organisasi kedokteran di dunia. Pada
tahun ini, Dr.H.R. Soeharto terpilih kedua kalinya menjabat sebagai Ketua Umum
PB IDI
- IDI memprakarsai berdirinya Confederation
of Medical Associationin Asia and Oceania (CMMAO) dan sejak itu, IDI aktif
menjadi anggota organisasi tersebut.
Tahun
1955-1956
Prof. Dr.
Hendarmin terpilih menjadi Ketua Umum ketiga PB IDI.
Tahun
1956-1958
Prof. Dr. M
Djoewari menjabat sebagai Ketua Umum keempat PB IDI.
Tahun
1958-1960
Dr. H. R
Soeharto untuk ketiga kalinya menjabat sebagai Ketua Umum PB IDI.
Tahun
1960-1970
Dr. H. Amino
Gondhohutomo menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PB IDI untuk keempat kalinya,
yakni periode keempat, kelima, keenam dan ketujuh.
Tahun
1969
IDI
menyelenggarakan Musyawarah Kerja Sosial Kedokteran Indonesia. Musyawarah ini
berhasil menyusun dan mensahkan Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki).
Tahun
1970-1972
Prof. Dr.
Sadatun Soerjohardjo menjabat sebagai Ketua Umum kedelapan PB IDI.
Tahun 1972-1974
Prof. Dr.
Sudarto Pringgoutomo menjabat sebagai Ketua Umum kesembilan PB IDI.
Tahun
1974-1976
Untuk kelima
kalinya, Dr. H. Amino Gondhohutomo mengisi jabatan Ketua Umum kesepuluh PB IDI.
Tahun
1976
IDI
menyelenggarakan Muktamar IDI di Semarang. Dalam Muktamar ini terpilih Dr.
Utojo Sukaton sebagai Ketua Umum kesebelas PB IDI.
Tahun
1979
Untuk pertama
kalinya, IDI menerbitkan Berita Ikatan Dokter Indonesia (BIDI). BIDI berkembang
menjadi media komunikasi resmi IDI.
Tahun
1980
- IDI memprakarsai berdirinya Medical Association
of ASEAN (MASEAN), dan sejak itu menjadi anggota aktif organisasi tersebut.
- IDI menyempurnakan Anggaran Dasar (Add)/Anggaran
Rumah Tangga (ART) IDI yang disahkan melalui Mukatamar Denpasar (1978).
- Muktamar ketujuhbelas IDI dilaksanakan di Solo.
Dr. Abdullah Cholil, MPH disahkan sebagai Ketua Umum ketigabelas PB IDI.
Tahun
1981
- IDI pertama kalinya aktif menyelenggarakan
program Keluarga Berencana (KB). Bersama BKKBN, IDI mengembangkan program itu
menjadi program KB Mandiri.
- IDI menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional
Etik Kedokteran. Dalam musyawarah tersebut Kodeki berhasil disahkan dan
disempurnakan.
Tahun
1982
- Dalam Muktamar Manado (1982), untuk pertama
kalinya disusun Rencana Kerja Jangka Panjang IDI. Pada Muktamar tersebut, Prof.
Dr. Mahar Mardjono disahkan sebagai Ketua Umum keempat belas PB IDI, dan
periode kepengurusan diubah menjadi 3 tahun.
- IDI pertama kali melaksanakan program pemberian
penghargaan kepada para anggota berprestasi di bidang pengembangan ilmu dan
teknologi kedokteran (penghargaan Dr. Wahidin Soedirohusodo).
- IDI pertama kalinya menyusun konsep Dokter
Keluarga ssebagai alternative pengembangan praktik dokter swasta di Indonesia.
Tahun
1985
Melalui Muktamar
Bandung, IDI menetapkan Perhimpunan Dokter Spesialis (PDSp) dan Perhimpunan
Dokter Seminat (PDSm) sebagai badan kelengkapan IDI yang bernaung di bawah IDI.
Dr. Kartono Mohamad disahkan sebagai Ketua Umum kelimabelas PB IDI.
Tahun
1989
IDi menjadi tuan
rumah Kongres Confederation of Medical Association and Oceania (CMMAO).
Kongres yang digelar di Jakarta menetapkan Dr. Azrul Azwar (Ketua Umum PB IDI)
sebagai presiden CMMAO.
Tahun
1990
IDI menggelar
Safe Motherhood Program. Program yang bertujuan mempercepat penurunan angka
kematian ibu ini merupakan kerjasama IDI dengan Japan Medical Association.
Tahun
1991
- Pertama kalinya IDI menyusun Standar Pelayanan
Medis.
- IDI mengadakan Muktamar keduapuluhsatu di
Yogyakarta, Dr. Kartono Mohamad disahkan untuk kedua kalinya sebagai Ketua Umum
ketujuhbelas PB IDI. Pada muktamar tahun 1991 ini, hymne IDI buah karya Ibu
Tuti Nizar Z.A, secara resmi disahkan.
Tahun
1993
- IDI menggelar Rapat Kerja Nasional MKEK dan
MP2A. Rapat kerja ini berhasil menyempurnakan pedoman pelaksanaan Kodeki dan
tata cara pembelaan anggota.
- IDI pertama kalinya aktif ikut melaksanakan
kampanye HIV/AIDS dengan melatih para dokter sebagai konselor HIV/AIDS.
Tahun
1994
Muktamar keduapuluh
dua IDI di Ujungpandang, mencanangkan perlunya dilaksanakan pendidikan dokter
spesialis berbasis rumah sakit. Muktamar ini juga mensahkan Dr. Azrul Azwar,
MPH sebagai Ketua Umum kedelapan belas PB IDI. Muktamar ini juga memilih Dr.
Merdias Almatsier sebagai Ketua Terpilih IDI.
Tahun
1995
Bertempat di
Bali, IDI melaksanakan kongres ke-47 World Medical Association.
Tahun
1996
- Dr. Azrul Azwar, MPH terpilih sebagai Presiden
WMA pada World Medical Assembly ke-48 di Cape Town, Afrika Selatan.
- IDI meluncurkan homepage IDI yang dapat diakses
melalui www.idi.or.id
Tahun
1997
- IDI mengalami perkembangan pesat. Tercatat
jumlah cabang sebanyak 242, IDI Wilayah sebanyak 24, PDSp sebanyak 24, PDSm
sebanyak 23, dan anggota berjumlah 32.220 orang.
- Muktamar kedua puluh tiga IDI diadakan di
Padang, Sumatera Bara. Forum ini mensahkan Dr. Merdias Almatsier sebagai Ketua
Umum kesembilan belas PB IDI. IDI pun memilih DR.Dr. Ahmad Djojosugito sebagai
Ketua Terpilih IDI.
Tahun
1998
IDI melakukan
persiapan pembentukan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), yaitu
lembaga baru dilingkungan IDI yang mengkoordinasikan seluruh kolegium ilmu dan
bertanggung jawab dalam pendidikan profesi kedokteran, baik pendidikan dokter
umum maupun pendidikan dokter spesialis.
Tahun
2000
Oktober : IDI
mendirikan Pusat Data dan Layanan Informasi IDI (Pusdalin IDI). Lembaga ini
bertujuan meningkatkan kinerja Kepengurusan IDI, dalam menghadapi perkembangan
zaman. Pusat data ini terbentuk berdasarkan SK PB No. 318/PBA4/10/2000.
Tahun
2001
PB IDI membentuk
tim UU Kesehatan Pejabat Negara. Pembentukan tim ini untuk memenuhi permintaan
DPR RI yang akan menerbitkan RUU Kepresidenan.
Tahun
2002
Januari : PB IDI
mengadakan satu Round Table Discussion (RTD) tentang obat murah. Kegiatan ini
berfungsi meluruskan berbagai isu yang menempatkan dokter sebagai variable yang
sangat menentukan terhadap tingginya harga obat.
Tahun
2008
IDI melaunching
Kegiatan Dokter Kecil Award oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, sekaligus workshop
Dokter Kecil.
Tahun
2009
Muktamar IDI ke
XVII Palembang mensahkan Dr. Prijo Sidipratomo, Sp.Rad sebagai Ketua Umum ke
Sembilan Belas PB IDI.
Tahun
2010
September 2010 :
PB IDI mengeluarkan Surat Edaran nomor 1200/PB/A3/09/2010 tentang resertifikasi
yang berisi antara lain pendaftaran administrasi P2KB untuk dokter spesialis
maupun dokter umum melalui IDI cabang dan IDI wilayah
Tahun
2011
IDI
menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional di Pekanbaru, Riau.
Tahun
2012
- Muktamar ke VIII di Makassar mensahkan Dr.
Zaenal Abidin, MH sebagai Ketua Umum kedua puluh PB IDI. Dan mensahkan Prof.
Dr. I Oetama Marsis, Sp.OG (K) sebagai Ketua Terpilih IDI.
- PB IDI telah merenovasi gedung utama maupun
gedung belakang yang digunakan untuk operasional dan meningkatkan pelayanan
- PB IDI telah melakukan kajian dan menetapkan
tarif dokter spesialis yang digunakan untuk negosiasi dengan BPJS
- Oktober : IDI menandatangani deklarasi Gerakan
Dokter Selamatkan Indonesia bersama Komnas Pengendalian Tembakau
- Penandatanagan MoU antara IDI dengan Mabes Polri
- PB IDI bekerjasama dengan Singapore Medical
Association (SMA) membuat kesepakatan terkait pedoman dan kode etik iklan
layanan kesehatan dan kegiatan ilmiah di kedua Negara.
- Kerjasama dalam penilaian medis dan second
opinion terhadap saksi/ tersangka/terdakwa yang perkaranya ditangani Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK)
- Berdasarkan SK PB IDI nomor 2117/PB/A4/05/2012
tanggal 16 Mei 2012 diberikan Penghargaan Keteladanan Dokter Indonesia kepada
Dr. Endang Rahayu Soedyaningsih, MPH, DR. PH
Tahun
2015
Muktamar ke XXIX ini diselenggarakan di Medan pada tanggal 18-22 Nopember 2015. Adapun hasil muktamar
Medan tahun 2015 kali ini adalah dikukuhkannya Prof. Dr. Ilham O. Marsis, Sp.OG
sebagai Ketua Umum dan Dr. Daeng M. Faqih,
SH, MH. sebagai Ketua Terpilih (President Elect).
Tahun
2018
- Muktamar ke XXX ini diselenggarakan di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tanggal 23-28 Oktober 2018, Bertempat di Gedung Convention Hall Samarinda. Acara ini sekaligus dirangkaikan dengan pengukuhan Ketua Umum Baru PB IDI Dr. Daeng M Fakih, MHK bersama kabinetnya untuk periode tiga tahun.
- Tema Muktamar IDI kali ini adalah 'Transformasi Sistem Pelayanan kesehatan dan Sistem Pendidikan Kedokteran yang Komprehensif dan Multisektoral menuju Indonesia Sehat' .
- Dalam sambutannya, Ketua Umum PB IDI Prof. dr. Ilham Oetama Marsis, Sp.OG(K) menyatakan bahwa perbaikan kualitas SDM Indonesia - khususnya kualitas dokter - menjadi salah satu perhatian utama IDI. Hal ini terus diupayakan oleh IDI melalui advokasi pendidikan kedokteran dan program Continuing Professional Development (CPD).
Tahun
2022
- Muktamar ke XXXI ini diselenggarakan di Banda Aceh pada tanggal 22-25 Maret 2022, Bertempat di Banda Aceh Convention Hall.
- IDI menjadikan transformasi sistem kesehatan nasional sebagai agenda utama dalam Muktamar Ke-31 IDI di Banda Aceh.
- Dalam sambutannya pramuktamar, Ketua Umum PB IDI Dr. Daeng M Fakih, MHK menyampaikan "Kami mengambil tema besar Peran IDI dalam Mendorong Kemandirian dan Mendorong Terciptanya Ketahanan Kesehatan Bangsa, terutama dalam menghadapi ancaman pandemi COVID - 19".
Muktamar IDI
sudah diadakan sebanyak 31 kali, yaitu :
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XXIV
XXV
XXVI
XXVII
XXVIII
XXIX
XXX
XXXI
|
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
|
Jakarta (1950)
Jakarta (1951)
Bandung (1952)
Surabaya (1953)
Semarang (1954)
Medan (1956)
Jakarta (1958)
Yogyakarta (1960)
Jakarta (1963)
Surabaya (1966)
Bandung (1968)
Semarang (1970)
Jakarta (1972)
Malang (1974)
Yogyakarta (1976)
Denpasar (1978)
Solo (1980)
Manado (1982)
Bandung (1985)
Surabaya (1988)
Yogyakarta (1991)
Ujungpandang (1994)
Padang (1997)
Malang (2000)
Balikpapan (2003)
Semarang (2006)
Palembang (2009)
Makassar (2012)
Medan (2015)
Samarinda (2018)
Banda Aceh (2022)
|
Sumber Data : http://www.idionline.org
|
Susunan Kepengurusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jember Masa Bakti 2022 - 2025 :
- Dr. Lutfi Zein, Sp.M : Ketua
- Dr. Hendro Soelistijono, MM, M.Kes : Anggota
- Dr. Alfi Yudisianto : Anggota
- Dr. M. Ali Shodikin, M.Kes, Sp.A : Ketua
- Dr. Achmad Wahib Wahju Winarso, Sp.An, KNA-NCC : Wakil Ketua I
- Dr. Koehar Yudyarto : Wakil Ketua II
- Dr. Sendy Dwi Pertiwi : Sekretaris
- Dr. Sheila Soraya Choliq : Wakil Sekretaris I
- Dr. Fatkhur Ruli Malik Qilsi : Wakil Sekretaris II
- Dr. Fitriana Putri, M.Si : Bendahara I
- Dr. Oktavia Wahyu Krisna Murti : Wakil Bendahara I
- Dr. Titis Sulistyowati : Ketua
- DR. Dr. Sugiyanta, M.Ked : Anggota
- Dr. Dandy Candra Satyawan : Anggota
- Dr. Chaidar Hilman Faris : Anggota
- Dr. Anna Widyasari, MARS : Ketua
- Dr. Niluh Ketut Susi Andarini, M.Kes : Anggota
- Dr. Ahmad Syaiful Ludfi, Sp.PD : Anggota
- Dr. Rita Wahyuningsih : Anggota
- Dr. Retna Dwi Puspitasari, Sp.P : Ketua
- Dr. I Nyoman Semita, Sp.OT (K) Spine : Anggota
- Dr. Firah Diyansyah, Sp.B : Anggota
- Dr. Movita Hidayati, Sp.P : Anggota
- Dr. Condro Suryo Bawono : Anggota
- Dr. Khoirul Anam, SH, M.Kes : Ketua
- Dr. Muhammad Afiful Jauhani, SH, MH, Sp.FM, CMC : Anggota
- Dr. Heni Wijayanti, Sp.M, MH : Anggota
- Dr. Tegoeh Wibowo : Anggota
- DR. Dr. Hairuddin, M.Kes : Ketua
- Dr. Lukman Oktadianto, Sp.A (K) : Anggota
- Dr. Ayu Munawaroh Aziz, M.Biomed : Anggota
- Dr. Adhita Satria Maulana, Sp.JP, FIHA : Anggota
- Dr. Bagas Kumoro, Sp.M : Ketua
- Dr. Bambang Witarno : Wakil Ketua
- Dr. Triwiranto : Sekretaris
- Dr. Lilik Lailiyah, M.Kes
- Dr. Hari Pitono, M.Kes
- Dr. Supangat, M.Kes, Ph.D, Sp.BA
- Dr. Susilo Wardhani S, MM
- Dr. Suryono, Sp.JP (K)
- Dr. Samsul Huda, Sp.B
KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER
INDONESIA NOMOR : 1400/PB/A.4/12/2022 TANGGAL , 16 DESEMBER 2022 ( Download )
Susunan Kepengurusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ---> Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) :
-
Dewan Penasihat
-
Dewan Kehormatan
-
Dewan Pakar
-
Ketua Umum
-
Wakil Ketua Umum / Ketua Terpilih
-
Ketua Purna
-
Majelis-Majelis
-
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK)
-
Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI)
-
Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian (MPPK)
-
Sekretaris Jendral
-
Bendahara Umum
-
Bidang Organisasi
-
Bidang Kaderisasi dan Leadership Training
-
Bidang Kemitraan dan Pengembangan Hubungan Organisasi Internasional
-
Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Public Relation
-
Bidang Legislasi dan Advokasi Kebijakan
-
Bidang Kajian Penyakit Menular
-
Bidang Kajian Penyakit Tidak Menular
-
Bidang Penataan Globalisasi Praktek Kedokteran
-
Bidang Kajian Obat dan Layanan Kefarmasian
-
Bidang Pembiayaan Layanan Kesehatan
-
Bidang Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan
-
Bidang Pengawasan dan Audit Pelayanan Kesehatan
-
Bidang Pengembangan Kesehatan Daerah dan Desentralisasi
-
Bidang KIA dan Kependudukan
-
Bidang Pembinaan dan Pemberdayaan Dokter Muda
-
Bidang Pengabdian Profesi dan Tanggap Bencana
-
Bidang Kerjasama dan Kemitraan
-
Bidang Pengembangan Koperasi dan Kesejahteraan Anggota
-
Biro Hukum dan Pembinaan / Pembelaan Anggota (BHP2A)
-
Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan
-
Pusat Data dan Layanan Informasi (Pusdalin)
-
Yayasan Penerbit IDI (YPIDI)
-
Koordinator Wilayah
-
Sumatra
-
Jawa
-
Kalimantan
-
Sulawesi
-
Maluku
-
Bali - Nusatenggara
-
Papua
Jl. Dr. GSSY. Ratulangie No. 29 Menteng - Jakarta Pusat
10350 Telp. 021 - 3150679 , 3900277 Fax. 021 - 3900473 Email : (PBIDI) : pbidi@idionline.org (MKKI) : majeliskolegiumkedokteraan_ind@yahoo.com (MKEK) : mkek@idionline.org (MPPK) : mppk@idionline.org Website : http://www.idionline.org
LOKASI IDI CABANG JEMBER
|
|
|
KALENDER MASEHI & HIJRIYAH
|
|
|
Perhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah
|
JADWAL WAKTU SHOLAT
|
|
|
|
|